Cadar di Tengah Pandemi
Sejak diumumkan oleh pemerintah masuknya virus Corona pada awal Maret 2020, masyarakat Indonesia mulai mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan pencegahan dan perlindungan diri dari virus ini.
Mulai dari ajakan dirumah aja, tingginya permintaan masker dan hand sanitizer di pasaran, sampai ada yang membeli APD (Alat Perlindungan Diri).
Berbicara tentang masker yang sebenarnya sudah sangat umum digunakan orang-orang bahkan sebelum virus corona menyerang, banyak sekali fungsi dari masker ini. Seperti yang biasa kita lihat ketika berada dijalan banyak pengguna sepeda motor yang menggunakan masker untuk melindungi diri khususnya pernapasan dari debu atau polusi udara.
Bahkan di Provinsi Riau, yang hampir setiap tahun menjadi langganan wisata asap karena kebakaran hutan dan lahan, masker bukanlah benda asing lagi bagi masyarakatnya. Karena penggunaan masker sangat penting ketika asap melanda.
Lalu kita kembali ke topik, yakni bagaimana pandangan atau tanggapan orang tentang cadar? Terutama ditengah pandemi virus Corona ini.
Arti dari cadar sendiri adalah kain penutup sebagian wajah yang biasa digunakan oleh beberapa wanita muslimah.
Di Indonesia sendiri cadar bukanlah hal asing lagi, sudah banyak pengguna cadar dari berbagai kalangan, mulai dari masyarakat biasa, ustadzah, influencer, bahkan aktris pun ada yang menggunakan cadar. Dan saya pribadi sebagai mahasiswa juga termasuk di dalamnya.
Lalu sejak pandemi ini berlangsung cadar mulai banyak disoroti media, baik media di dalam negeri bahkan di luar negeri.
Dikutip dari Sindonews.com, media-media di Prancis puji syariat Islam khususnya penggunaan cadar. Karena cadar dinilai bermanfaat untuk mengantisipasi penyakit menular seperti virus Corona. Dan pujian dari media-media Prancis ini tentunya mendapat apresiasi dari kalangan umat Islam.
Syariat Islam sendiri banyak manfaatnya, khususnya bagi wanita muslim ada aturan-aturan yang sangat luar biasa untuk melindungi diri. Seperti umat Islam dianjurkan sering berwudhu dimana wudhu sangat baik untuk kebersihan diri. Lalu larangan untuk bersentuhan atau berjabat tangan dengan lawan jenis (non mahram), dan terkhusus bagi yang menggunakan cadar untuk menjaga pandangan dan dirinya.
Dahulu cadar dianggap aneh oleh banyak orang, khususnya bagi yang belum mengenal cadar. Bahkan banyak kecurigaan yang ditujukan kepada cadar, mulai dari tuduhan teroris, Islam ekstrim, sampai aliran sesat. Semua itu diakibatkan banyaknya orang yang tidak tahu apa itu cadar ditambah dengan oknum-oknum yang memakai cadar untuk berbuat buruk. Sehingga timbullah stigma buruk tentang cadar.
Namun seiring berjalannya waktu dan kesadaran masyarakat, bahwa sebenarnya hal tersebut adalah salah. Maka dimulailah sepak terjang baru bagi cadar. Apalagi di tengah pandemi ini.
Ketika semua orang menggunakan masker, dan ada beberapa atau bahkan satu wanita muslim yang menggunakan cadar, maka tidak ada lagi perbedaan diantara kita.
Dan tidak ada lagi mata-mata yang memandang sinis ke pengguna cadar, semua sama.
Kita wajib memakai penutup sebagian wajah ini baik itu masker ataupun cadar. Maka ketika saya ditanya, apakah tidak pengap memakai cadar. Saya jawab tidak, karena sudah terbiasa.
Dan untuk anda yang baru-baru ini diwajibkan menggunakan masker, mulailah untuk membiasakan diri karena hal ini demi kebaikan bersama.
Lalu tak bisa dipungkiri, bahwa cadar adalah salah satu bentuk pakaian yang banyak digemari oleh wanita muslimah beberapa waktu belakangan ini. Hal ini juga menjadi sisi positif bahwa dengan bercadar tidak menurunkan eksistensi kita dalam berpakaian.
Bahkan dalam bidang fashion di tengah pandemi ini cadar banyak menjadi inspirasi untuk model busana.
Dikutip dari Dream.co.id di koleksi Marine Serre di Paris Fashion Week 2020, para model berjalan dengan memakai busana tertutup, lengkap dengan aneka masker. Beberapa maskernya bahkan didesain menyerupai cadar dengan warna hitam dan rapat menutup wajah. Dan masker hanya menyisakan bagian mata si pemakai.
Kita lihat lagi trend hijab dalam negeri di tengah pandemi, dimana mulai menjamurnya jilbab syar’i lengkap dengan masker yang dijahit menyatu. Walaupun model jilbab seperti ini sebenarnya sudah ada sebelum virus corona. Namun pada akhirnya menjadi trend kembali di tengah pandemi ini.
Dari situasi saat ini dimana semua orang saling membutuhkan, virus Corona memberikan pembelajaran bahwa apa yang selama ini kita anggap adalah salah, sebenarnya hal tersebut bisa kita cari kebenarannya (tabayyun).
Contohnya ya, cadar itu sendiri. Seperti kata pepatah Indonesia yang sangat populer, tak kenal maka tak sayang. Jika penasaran dengan cadar maka berkenalan lah terlebih dahulu.
Maka ketika sudah berkenalan dengan baik, ditemukanlah jawaban atas apa yang membuat kita penasaran dengan cadar. Pengguna cadar bukanlah teroris, bukanlah bagian aliran sesat, bukan pula batman yang sedang lewat. Tetapi pengguna cadar adalah manusia yang juga memiliki haknya untuk menjalankan ibadah dalam beragama.
Jadi, berbicara tentang cadar sebenarnya tidak berbicara dari satu sisi saja. Ketika pikiran-pikiran mulai dimasuki doktrin yang negatif tentang cadar, maka cobalah untuk membuka kembali pikiran yang positif.
Masih banyak hal-hal indah yang ada di dunia ini yang bisa menyadarkan kita bahwa hidup berdampingan dengan baik adalah cara terindah yang bisa kita lakukan, khususnya di tengah pandemi ini.
Tidak ada komentar